Refleksi Program Imunisasi Pasca KLB Polio 2024
Per tahun 2014, Indonesia telah menerima sertifikat bebas Polio, namun perjuangan untuk mempertahankan posisi tersebut, ternyata tidak mudah untuk dipertahankan. Beberapa waktu yang lalu tepatnya sejak tahun 2022 hingga 2024, Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di beberapa Provinsi antara lain Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Papua. Salah satu kebijakan yang diambil sebagai langkah pengendalian antara lain pelaksanaan vaksinasi polio tetes dengan menggunakan formulasi baru yang disebut nOPV2 (novel Oral Poli Vaccine) yang telah terbukti di beberapa negara untuk mengendalikan kasus Polio dan minim terhadap kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Puskesmas Trauma Center sendiri melaksanakan pemberian nOPV pada anak berusia 0-7 tahun sesuai dengan Juknis dari kementrian Kesehatan pada bulan Juli hingga september 2024 tahun lalu. pemberian vaksin ini dilakukan dalam dua dosis dengan jarak minimal 1 bulan.
Dari pelaksanaan ini, didapatkan evaluasi bahwa pemberian vaksinasi di Posyandu memiliki capaian lebih baik dibandingkan di sekolah maupun puskesmas. Lebih lanjut, didapatkan fakta bahwa tidak lebih dari 67% anak bersedia untuk menerima kembali vaksin dosis kedua, dimana ketidak-sediaan ini dipengaruhi oleh kondisi anak setelah mendapatkan vaksin dosis pertama. anak-anak yang mengalami mual muntah setelah dosis pertama cenderung untuk tidak mau lagi mendapatkan imunsasi dosis kedua. Selain itu, anak yang mengalami lebih dari 1 gejala ikutan setelah dosis pertama, juga cenderung untuk tidak mengikuti vaksinasi dosis kedua.
Hasil evaluasi ini menjadi cermin untuk kita khususnya tenaga kesehatan, bahwa sebaik apapun program kesehatan khususnya yang melibatkan tindakan medis harus diawali dengan masifnya upaya edukasi informasi dan edukasi kepada orangtua ataupun wali terkait manfaat, maupun kemungkinan-kemungkinan yang terjadi setelah dilakukan tindakan. Menghimpun tim tidak hanya koordinator imunisasi untuk keberhasilan pencapaian program namun juga pelibatan lintas program seperti tim promosi kesehatan, sangat vital kaitannya untuk mencapai tujuan pengendalian yang diharapkan.